Analisis Tokoh Wayang Ramayana Dan Mahabarata

Rabu, 11 Juni 2014

Malam ini, mau ngepost ttg pewayangan. Sama kaya post kemaren kepribadian lagiiiii.. selamat menyimak!

RAMAYANA
Diceritakan, di negeri Kosala dengan ibukotanya Ayodya dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Dasarata. Ia mempunyai 3 istri yaitu Dewi Kausalya (Sukasalya) yang berputra Rama sebagai, Kekayi yang melahirkan Barata, dan Dewi Sumitra yang berputra Lasmana dan Satrugna (Satrugena). Dalam sayembara (swayamwara) di Wideha (Manthili) Rama berhasil memboyong Sinta putra Janaka. Sinta kemudian menikah dengan Rama. Bagian ke dua disebut Ayodya Kandha mengisahkan Raja Dasarata sudah tua. Maka Sang Prabu menghendaki turun tahta dan Rama diserahi untuk menggantikannya sebagai raja di negeri Ayodya. Tanpa berpikir panjang tentu saja Rama sebagai anak sulung menyanggupkan diri. Raja Dasarata memerintahkan agar negeri dihias dengan sebaik-baiknya untuk peresmian penobatan raja bagi Sri Rama yang baru saja menikah.
Tetapi alangkah kagetnya sang Raja Dasarata bahwa di malam hari menjelang penobatan Rama, dewi Kekayi mengingatkan pada Dasarata akan janji yang telah diucapkan tentang anaknya si Barata agar bisa naik tahta. Dan selanjutnya agar Barata tenang memerintah Ayodya, Dewi Kekayi memerintahkan kepada Rama dan Sinta agar meninggalkan Ayodya dan hidup di hutan Kanyaka atau Dhandaka selama 14 tahun.
Tentu saja sang Prabu Dasarata sedih sekali dan tidak kuasa menolak janji yang telah diucapkan kepada Kekayi. Hampir-hampir sang Dasarata lari akan bunuh diri. Namun Sri Rama tahu akan gelagat itu, dengan rela hati bersama Sinta untuk melepaskan haknya dan pergi ke hutan selama 14 tahun. Tidak mau ketinggalan Raden Lasmana ikut dalam pengungsian ke hutan.
Sejak itulah Sang Dasarata meninggal. Barata diangkat sebagai raja. Sesaat menduduki singgasana ia kemudian jatuh. Selanjutnya Barata tidak mau naik tahta malahan lari mencari Rama di hutan untuk menyerahkan kembali pemerintahan kepada kakaknya, tetapi Sri Rama harus menggenapkan14 tahun di hutan. Untuk itu terompah Sri Rama dibawa kembali ke Ayodya sebagai ganti Sri Rama, maka raja terompah memerintah Ayodya.

MAHABHARATA 
MAHABARATA
Diceritakan ada dua bersaudara putra seorang maharaja, yaitu Dritarastra dan Pandu. Dritarastra, si putra sulung, terlahir buta. Karena cacat, menurut kepercayaan Hindu ia tidak bisa dinobatkan menjadi raja
menggantikan ayahnya. Sebagai gantinya, Pandu si putra bungsu dinobatkan menjadi raja.Dritarastra mempunyai 100 putra yang dikenal sebagai Kaurawa, sedangkan Pandu mempunyai lima putra yang
dikenal sebagai Pandawa. Kelima Pandawa itu adalah Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. RajaPandu meninggal dalam usia yang masih muda, ketikaanak-anaknya belum dewasa. Oleh sebab itu, meskipun
buta, Dritarastra diangkat menjadi raja, mewakili putra putraPandu.
Dritarastra membesarkan anak-anaknya sendiri dan Pandawa, kemenakannya. Ia dibantu Bhisma, paman tirinya. Ketika anak-anak itu sudah cukup besar, Bhisma menyerahkan mereka semua kepada Mahaguru Drona untuk dididik dan diberi ajaran berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan yang harus dikuasai putra-putra bangsawan atau kesatria.Setelah para kesatria itu selesai belajar dan menginjak usia dewasa, Dritarastra menobatkan Yudhistira, Pandawa yang sulung, sebagai raja. Kebijaksanaan dan kebajikan Yudhistira dalam memerintah kerajaan membuat anakanak Dritarastra, terutama Duryodhana putra sulungnya, dengki dan iri hati. Duryodhana bersahabat dengan Karna, anak sais kereta yang sebenarnya putra sulung Kunti, ibu Pandawa, yang terlahir sebelum putri itu menjadi permaisuri Pandu.
Sejak semula Karna selalu memusuhi Arjuna. Permusuhan Karna dengan Pandawa diperuncing karena persekutuannya dengan Sakuni. Kedengkian dan iri hati Kaurawa terhadap Pandawa makin mendalam. Kaurawa menyusun rencana untuk membunuh Pandawa dengan membakar mereka hidup-hidup ketika para sepupu mereka
sedang beristirahat dalam istana yang sengaja dibuat dari papan kayu. Pandawa berhasil menyelamatkan diri
dan lari ke hutan berkat pesan rahasia Widura kepada Yudhistira, jauh sebelum peristiwa pembakaran terjadi.
Kehidupan yang berat selama mengembara di hutan membuat Pandawa menjadi kesatria-kesatria yang tahan
uji dan kuat menghadapi segala marabahaya dan kepahitan hidup. Pada suatu hari, mereka mendengar tentang
sayembara yang diadakan oleh Raja Drupada dari Negeri Panchala untuk mencarikan suami bagi Dewi Draupadi, putrinya yang terkenal cantik, bijaksana dan berbudi halus.
Sayembara itu diselenggarakan dengan megah dan meriah. Banyak sekali putra mahkota dari berbagai negeri datang untuk mengadu nasib. Tak satu pun dari para putra mahkota yang semuanya gagah perkasa itu berhasil memenangkan sayembara. Tak satu pun kesatria yang mampu memanah sasaran berupa satu titik kecil di dalam lubang sempit di pusat cakra yang terus-menerus diputar.Arjuna yang saat itu menyamar sebagai brahmana maju ketengah gelanggang. Semula sayembara itu hanya boleh diikuti oleh golongan kesatria, tetapi karena tidak ada kesatria yang mampu memenangkannya, Raja Drupada mempersilakan para pria dari golongan lain untuk ikut.
Panah Arjuna tepat mengenai sasaran, ia memenangkan sayembara dan berhak mempersunting Draupadi. Pandawa
membawa Draupadi menghadap Dewi Kunti, ibu mereka.Sesuai nasihat Dewi Kunti dan sumpah mereka untukselalu berbagi adil dalam segala hal, Pandawa menjadikan Dewi Draupadi sebagai istri mereka bersama.
Munculnya Pandawa di muka umum membuat orang tahu bahwa mereka masih hidup. Dritarastra memanggil mereka pulang dan membagi kerajaan menjadi dua, untuk Kaurawa dan Pandawa. Kaurawa mendapat Hastinapura dan Pandawa mendapat Indraprastha. Di bawah pemerintahan Yudhistira, Indraprastha menjadi negeri yang makmur
sejahtera dan selalu menegakkan keadilan. Duryodhana iri melihat kemakmuran negeri yang
diperintah Pandawa. Ia menyusun rencana untuk merebut Indraprastha dengan mengundang Yudhistira bermain dadu. Dalam tradisi kaum kesatria, undangan bermain judi tidak boleh ditolak. Dengan licik Kaurawa membuat Yudhistira terpaksa bermain dadu melawan Sakuni yang tak segan-segan bermain curang hingga Yudhistira tak pernah bisa menang. Yudhistira kalah dengan mempertaruhkan kekayaannya,istananya, kerajaannya, saudara-saudaranya, bahkan dirinya sendiri. Setelah semua yang bisa dipertaruhkannya habis, Yudhistira yang tak kuasa mengendalikan diri mempertaruhkan Dewi Draupadi, istri Pandawa. Karena kalah berjudi, Yudhistira dan saudara-saudaranya sertaDewi Draupadi diusir dari kerajaan. Mereka diharuskan hidup mengembara di hutan selama 12 tahun, lalu pada tahun ketiga belas harus hidup dalam penyamaran selamasatu tahun. Setelah 12 tahun hidup dalam pembuangan, Pandawa hidup menyamar di negeri Raja Wirata. Yudhistira menyamar sebagai brahmana dengan nama Jaya atau Kanka, Bhima sebagai juru masak dengan nama Jayanta atau Ballawa atau Walala, Arjuna sebagai guru tari yang seperti wanita dengan nama Wijaya atau Brihanala, Nakula sebagai tukang kuda dengan nama Jayasena atau Granthikaatau Dharmagranthi, Sadewa sebagai gembala sapi dengan nama Jayadbala atau Tantripala atau Aistanemi dan Draupadi sebagai dayang-dayang permaisuri raja dengan nama Sairandhri.Setelah tiga belas tahun mereka jalani dengan penuh penderitaan, Pandawa memutuskan untuk meminta kembali kerajaan mereka. Perundingan dilakukan dengan Kaurawa untuk mendapatkan kembali Indraprastha secara damai. Sayang, perundingan itu gagal karena Duryodhana menolak semua syarat yang diajukan Yudhistira. Kemudian kedua belah pihak berusaha mencari sekutu sebanyak-
banyaknya. Raja Wirata dan Krishna menjadi sekutu Pandawa, sedangkan Bhisma, Drona, dan Salya memihak Kaurawa.

Setelah semua usaha mencari jalan damai gagal, perang tidak bisa dihindarkan. Dalam pertempuran di padang
Kurukshetra, Arjuna sedih melihat bagaimana sanak saudaranya tewas di hadapannya. Arjuna ingin tidak berperang. Ia ingin meletakkan senjata. Untuk membangkitkan semangat Arjuna dan mengingatkan dia akan tugasnya sebagai kesatria, Krishna, sebagai pengemudi keretanya, memberi nasihat mengenai tugas dan kewajiban seorang kesatria sesuai panggilan dharma-nya. Percakapan antara Krishna dan Arjuna itu dimuat dalam Bhagavadgita.
Pertempuran dahsyat antara Pandawa dan Kaurawa berlangsung selama delapan belas hari. Darah para pahlawan bangsa Bharata membasahi bumi padang pertempuran. Bhisma, Drona, Salya, Duryodhana dan pahlawan pahlawan besar lainnya, juga balatentara Kaurawa musnah di medan perang itu. Aswatthama, anak Drona,membalas kematian ayahnya dengan masuk ke perkemahan Pandawa di malam hari. Ia membunuh anak-anak
Draupadi dan membakar habis perkemahan Pandawa.Pada akhirnya Pandawa memang menang, tetapi mereka mewarisi janda-janda dan anak-anak yatim piatu karena seluruh balatentara musnah. Aswatthama berusaha memusnahkan Pandawa dengan membunuh bayi dalam kandungan istri Abhimanyu. Berkat kewaspadaan Krishna, bayi itu dapat diselamatkan. Bayi itu lahir dan diberi nama Parikeshit. Setelah perang berakhir, Yudhistira melangsungkan upacara aswamedha dan ia dinobatkan menjadi raja.
Dritarastra yang sudah tua tidak dapat melupakan anakanaknya yang tewas di medan perang, terutama Duryodhana. Walaupun Dritarastra tinggal bersama Yudhistira dan selalu dilayani dengan sangat baik, namun pertentangan
batinnya dengan Bhima tidak dapat dielakkan.Akhirnya Dritarastra minta diri untuk pergi ke hutan dan bertapa bersama istrinya, Dewi Gandhari. Sesuai janji mereka untuk selalu bersama, Kunti menemani Gandhari pergi ke hutan. Dalam sebuah kebakaran hebat yang terjadi di hutan, mereka musnah dimakan api. Kedukaan yang mendalam atas kematian sanaksaudara mereka dalam perang membuat hati Pandawa tidak bisa tenang. Akhirnya, setelah menyerahkan takhta kerajaan kepada Parikeshit, cucu mereka, Pandawa meninggalkan ibukota dan pergi mendaki Gunung Himalaya. Seekor anjing menyertai mereka. Dalam perjalanan ke puncak Gunung Himalaya, satu per satu Pandawa gugur. Roh mereka segera disambut Indra, Hyang
Tunggal di surga.
Kepribadian :
Big Five Personality merupakan pendekatan dalam psikologi kepribadian yang mengelompokan trait kepribadian dengan analisis faktor. Tokoh pelopornya adalah Allport dan Cattell.

Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima traits kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoriticism, openness to experiences.
Trait-trait dalam domain-domain dari Big Five Personality Costa & McCrae (1997) adalah sebagai berikut.
Extraversion (E)
Faktor pertama adalah extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh (dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, seseorang yang memiliki faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Peergroup mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang ramah, fun-loving, affectionate, dan talkative.

Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.
Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan value survey, seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan penyayang.
Namun, ditemukan pula sedikit konflik pada hubungan interpersonal orang yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi, dimana ketika berhadapan dengan konflik, self esteem mereka akan cenderung menurun. Selain itu, menghindar dari usaha langsung dalam menyatakan kekuatan sebagai usaha untuk memutuskan konflik dengan orang lain merupakan salah satu ciri dari seseorang yang memiliki tingkat aggreeableness yang tinggi. Pria yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi dengan penggunaan power yang rendah, akan lebih menunjukan kekuatan jika dibandingkan dengan wanita.
Sedangkan orang-orang dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan kurang kooperatif.

Pelajar yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan teman yang berjenis kelamin berlawanan.
Neuroticism (N)
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive.
Openness (O)
Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.
Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.

Openness dapat membangun pertumbuhan pribadi. Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness yang tinggi dan tingkat agreeableness yang rendah. Seseorang yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap pengalaman lebih mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.
Conscientiousness (C)
Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.
 
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.

Kesimpulan :
Arjuna :

Tidak neko-neko, Yang paling sakti, Setia, Lemah Lembut, dan berparas menawan. Jika dalam versi pewayangan jawa Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Dalam pewayangan jawa, arjuna menggambarkan lelaki yang seutuhnya. Bukan dia yang mengejar wanita, tetapi wanitalah yang menawarkan diri mereka.
Dalam Big Five Model, Arjuna mempunyai Aggrebleness yang tinggi, terlihat bahwa Lembut hati, dapat dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut adalah karakteristik seorang yang Agreebleness. Lalu Extraversion yang cukup tinggi, orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-lovingaffectionate yag dimiliki oleh seorang Arjuna.
Bhima :

bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walau sebenarnya berhati lembut.  Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Menurut Big Five Model, Bima mempunyai Agrrebleness yang tinggi lalu Straightforwardness (A2)  Individu yang terus terang, sungguh-sungguh dalam menyatakan sesuatu, lalu Extraversion yang tinggi termasuk didalamnya Assertiveness (E3) Individu yang cenderung tegas.
Nakula :

Dalam versi jawa, Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia.
Dalam versi India, Nakula sangat membanggakan ketampanannya, menurut drupadi nakula adalah suami yang paling tampan. Nakula tewas di Himalaya bersaa keempat saudaranya. Dalam Big five Model, Concioustness Nakula tinggi dapat dilihat bahwa 
dapat diandalkan adalah sifat nakula (menyimpan rahasia).

Tokoh Ramayana :
Rama 

Seorang Raja legendaris, Ksatria yang hebat, Keras kepala dan memegang teguh pendiriannya. Dalam usahanya menolong sinta, dia tak kenal lelah dan pantang mundur. Dalam Big Five Models, Concioustness Rama tergolong tinggi, Dutifulness (C3)
Memegang erat prinsip hidup (dilihat bahwa rama keras kepala pada pendiriannya) lalu Trust (A1)
Tingkat kepercayaan individu terhadap orang lain agak kurang tinggi, terlihat bahwa dia kurang percaya dengan kesetiaan shinta.
Shinta 

Sangat cantik, sehingga rahwana menginginkannya menjadi istri. Arjuna sempat meragukan kesetiaanya, sehingga Shinta membuktikannya dengan masuk kedalam api suci. Positive emotion (E6)
Kecenderungan untuk mengalami emosi-emosi yang positif seperti bahagia, cinta, dan kegembiraan tergolong tinggi, Straightforwardness (A2)
Individu yang terus terang, sungguh-sungguh dalam menyatakan sesuatu juga tinggi terbukti saat dia membakar dirinya untuk membuktikan pada rama.
Laksmana 

Adik tiri Rama yang setia, jujur, dan selalu mengikuti Rama dan Shinta. Dalam Big Five Models, Warmth (E1)
Kecenderungan untuk mudah bergaul dan membagi kasih sayang Laksmana cukup tinggi, walaupun Rama adalah kaka tirinya tapi dia sangat setia dan mengikuti rama kemanapun dia pergi.  Conciuostness Laksmana juga tinggi, dapat diandalkan dan jujur. 


Daftar Pustaka :
Feist & Feist. (2009). Theories Of Personality -Seventh Edition. Boston : The McGraw−Hill Companies.
Pendit S. Nyoman (2003). MAHABHARATA. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pendit S. Nyoman (2010). Mahabharata dan Ramayana. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

0 komentar:

Posting Komentar