TES
OBSERVASI
PENGERTIAN
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.
Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada
pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes. Observasi
dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi
hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan dua komponen
yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan objek yang di
observasi yang dikenal sebagai observee. Jadi dapat disimpulkan bahwa Observasi
atau pengamatan adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indrawi,
dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek
penelitian secara langsung di tempat penelitian.
Tujuan Observasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan
perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi
harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang
tidak relevan. Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1. Memungkinan
untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur
Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana
orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
3. Observasi
dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak
observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa.
Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa
sedang diobservasi.
Bentuk-bentuk Observasi
Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Observasi Partisipasi
Yaitu observasi yang melibatkan peneliti atau
observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti
bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok
yang ditelitinya.
2. Observasi Nonpartisipasi
Adalah observasi yang dalam pelaksanaannya
tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara
ini banyak dilakukan pada saat ini.
Berdasarkan keterlibatan penelitinya, observasi dibagi menjadi:
1. Observasi
Biasa
Pada observasi biasa, pengamat merupakan
orang yang sepenuhnya melakukan pengamatan (complete observer). Ia tidak
memiliki keterlibatan apapun dengan pelaku yang menjadi objek penelitian.
2. Observasi
Terkendali
Dalam pengamatan terkendali (controlled
observation), pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. Ia tidak
memiliki hubungan apapun dengan objek yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda
dengan pengamatan biasa, pada pengamatan terkendali orang yang menjadi sasaran
penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti.
Dalam lingkungan yang terbatas tersebut pengamat mengadakan berbagai percobaan
atas diri para sasaran penelitian.
Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan
untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan. Dan biasanya,
banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian pada usaha
mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.
3. Observasi
Terlibat (Participant Observation)
Merupakan jenis pengamatan yang paling sering
digunakan dalam penelitian antropologi. Dalam istilah Jerman disebut verstehen,
yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti
pada masyarakat yang dijadikan objek penelitiannya.
Berdasarkan tingkat keterlibatan penelitinya, observasi
terlibat dibedakan:
Ø Pengamat sepenuhnya terlibat (complete
participation)
Pada pengamatan jenis ini, pengamat sepenuhnya terlibat
sehingga pelaku yang menjadi objek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka
sedang diamati.
Ø Pengamat
berperan sebagai peserta (observer as participant)
Pada observasi jenis ini,
keterlibatan pengamat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan objek yang
diteliti masih ada. Namun keterlibatan ini bersifat sangat terbatas, karena
pengamat berada di tempat penelitian hanya untuk jangka waktu pendek.
Disbanding pengamatan penuh, pengamatan jenis ini relatif lebih mudah dan lebih
cepat dilakukan.
Ø Pengamat
berperan sebagai pengamat (complete participant as observer)
Pada pengamatan jenis ini
status pengamat selaku peneliti diketahui para pelaku yang menjadi objek
penelitian.
Berdasarkan cara pengamatan dilakukan, metode observasi dibagi dua
jenis, yaitu:
1. Observasi
Tidak Berstruktur
Pada observasi yang tidak
berstruktur, tidak ada suatu ketentuan mengenai apa yang harus diamati oleh
pengamat. Sebelum mulai mengumpulkan data, pengamat juga tidak mempunyai format
pencatatan atau ketentuan baku tentang cara-cara pencatatan hasil pengamatan.
Observasi ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian antropologi ataupun
dalam penelitian yang sifatnya eksploratori.
2. Observasi
Berstruktur
Pada observasi berstruktur,
apa yang hendak diamati telah direncanakan peneliti secara sistematis, sehingga
isi pengamatan lebih sempit dan lebih terarah disbanding isi observasi tidak
berstruktur. Dalam mengumpulkan data, peneliti berpedoman kepada format
pencatatan atau ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan langsung atau tidaknya pengamatan dilakukan, metode
observasi dibagi:
1. Observasi
Langsung (Direct Observation)
Pada observasi ini,
observer langsung mengamati perilaku observee.
2. Observasi
Tidak Langsung (Indirect Observation)
Dalam observasi tidak
langsung, observer mengamati perilaku observee secara tidak langsung, misalnya
melalui rekaman video atau foto yang diambil oleh orang lain.
Teknik Observasi
Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok
untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut observasi partisipan
jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam
perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan
orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki
satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena
pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara
akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara
lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.
2. Observasi Sistematik (Observasi
Berkerangka)
Observasi sistematik biasa disebut juga
observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi
ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur
kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam
kategori-kategori itu.
a. Materi Observasi
Isi
dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya
lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian desicriptif, peneliti
berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope
observasinya sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian,
bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang umumnya
digunakan dalam penelitian eksploratif.
Perumusan-perurnusan
masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara
pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya. Dengan
begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini
dijadikan ciri yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.
b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan
yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau
reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada
prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk
mengadakan “kuantifikasi” terhadap hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis
gejala atau tingkah laku tertentu yang timbul dapat dihitung dan ditabulasikan.
Ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup
alamiah/natural ataupun dalam lingkup experimental. Dalam observasi alamiah
observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan
perilaku-perilaku observee dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa,
atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk mengontrol.
Observasi eksperimental dipandang sebagai
cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi
tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang
mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat-cermatnya, sehingga
tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap
dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang
yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah
laku yang akan diamati oleh observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang
sebenannya dan observasi.
• Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai
cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi
semata.
4. Observasi NonPartisipan
Dalam hal ini peneliti berada di luar subyek
yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan
demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku
tersebut.
Keunggulan Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan
, di antaranya adalah:
a.
Menyajikan
media obyek secara nyata tanpa manipulasi
b.
Mudah
pelaksanaannya
c.
Tidak
bergantung kepada self-report
d.
Memungkinkan
pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala
e.
Data yang
dikumpulkan dari teknik observasi ini cenderung mempunyai keandalan yang tinggi
karena langsung dari sumbernya
f.
Melalui
observasi, pengamat dapat mengidentifikasikan dan menggambarkan lingkungan
fisik dari kegiatan penelitian yang berlangsung
g.
Mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang konteks yang akan diteliti
h. Memungkinkan
peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada pembuktian dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati permasalahan secara induktif
i.
Mendapatkan
informasi yang tidak disadari oleh subjek peneltiian
j.
Mendapatkan
data-data yang tidak terungkap melalui wawancara.
Kelemahan Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah kelemahan,
di antaranya adalah:
a.
Memerlukan
waktu persiapan yang lama
b.
Memerlukan
biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya
c. Obyek
yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan mengaburkan
tujuan pembelajaran.
d. Terbatasi
oleh lamanya kelangsungan kejadian yang bersangkutan.
Menurut Djumhur dan Moh. Surya observasi juga
mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
· Banyak
data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia
· Memungkinkan
terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya
sedang diobservasi
· Observasi
banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol
· Subjektifitas
observer sukar dihindarkan.
Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu :
· Data-data
yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan
kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa
meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya.
· Sebagai
seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini
dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas
observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan
menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan
menghambat proses observasi
0 komentar:
Posting Komentar