Tes Observasi

Selasa, 20 Mei 2014

TES OBSERVASI
                 PENGERTIAN
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan dua komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan objek yang di observasi yang dikenal sebagai observee. Jadi dapat disimpulkan bahwa Observasi atau pengamatan adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indrawi, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara langsung di tempat penelitian.

Tujuan Observasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1.      Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2.      Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
3.      Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.

Bentuk-bentuk Observasi
            Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Observasi Partisipasi
Yaitu observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya.
2. Observasi Nonpartisipasi
Adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini.
            Berdasarkan keterlibatan penelitinya, observasi dibagi menjadi:
1.      Observasi Biasa
Pada observasi biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan pengamatan (complete observer). Ia tidak memiliki keterlibatan apapun dengan pelaku yang menjadi objek penelitian.
2.      Observasi Terkendali
Dalam pengamatan terkendali (controlled observation), pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. Ia tidak memiliki hubungan apapun dengan objek yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda dengan pengamatan biasa, pada pengamatan terkendali orang yang menjadi sasaran penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam lingkungan yang terbatas tersebut pengamat mengadakan berbagai percobaan atas diri para sasaran penelitian.
Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan. Dan biasanya, banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian pada usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.
3.      Observasi Terlibat (Participant Observation)
Merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam penelitian antropologi. Dalam istilah Jerman disebut verstehen, yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti pada masyarakat yang dijadikan  objek penelitiannya.
Berdasarkan tingkat keterlibatan penelitinya, observasi terlibat dibedakan:
Ø  Pengamat sepenuhnya terlibat (complete participation)
Pada pengamatan jenis ini, pengamat sepenuhnya terlibat sehingga pelaku yang menjadi objek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka sedang diamati.
Ø  Pengamat berperan sebagai peserta (observer as participant)
Pada observasi jenis ini, keterlibatan pengamat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan objek yang diteliti masih ada. Namun keterlibatan ini bersifat sangat terbatas, karena pengamat berada di tempat penelitian hanya untuk jangka waktu pendek. Disbanding pengamatan penuh, pengamatan jenis ini relatif lebih mudah dan lebih cepat dilakukan.
Ø  Pengamat berperan sebagai pengamat (complete participant as observer)
Pada pengamatan jenis ini status pengamat selaku peneliti diketahui para pelaku yang menjadi objek penelitian.
            Berdasarkan cara pengamatan dilakukan, metode observasi dibagi dua jenis, yaitu:
1.      Observasi Tidak Berstruktur
Pada observasi yang tidak berstruktur, tidak ada suatu ketentuan mengenai apa yang harus diamati oleh pengamat. Sebelum mulai mengumpulkan data, pengamat juga tidak mempunyai format pencatatan atau ketentuan baku tentang cara-cara pencatatan hasil pengamatan. Observasi ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian antropologi ataupun dalam penelitian yang sifatnya eksploratori.
2.      Observasi Berstruktur
Pada observasi berstruktur, apa yang hendak diamati telah direncanakan peneliti secara sistematis, sehingga isi pengamatan lebih sempit dan lebih terarah disbanding isi observasi tidak berstruktur. Dalam mengumpulkan data, peneliti berpedoman kepada format pencatatan atau ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Berdasarkan langsung atau tidaknya pengamatan dilakukan, metode observasi dibagi:
1.      Observasi Langsung (Direct Observation)
Pada observasi ini, observer langsung mengamati perilaku observee.
2.      Observasi Tidak Langsung (Indirect Observation)

Dalam observasi tidak langsung, observer mengamati perilaku observee secara tidak langsung, misalnya melalui rekaman video atau foto yang diambil oleh orang lain.

 Teknik Observasi
            Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.  
2. Observasi Sistematik (Observasi Berkerangka)
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.
a. Materi Observasi
Isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian desicriptif, peneliti berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope observasinya sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif.
Perumusan-perurnusan masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya. Dengan begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini dijadikan ciri yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.


b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk mengadakan “kuantifikasi” terhadap hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yang timbul dapat dihitung dan ditabulasikan. Ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah/natural ataupun dalam lingkup experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan perilaku-perilaku observee dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk mengontrol.
Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
            Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
            • Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee.
            • Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi.
            • Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.
4. Observasi NonPartisipan
Dalam hal ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku tersebut.


Keunggulan Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan , di antaranya adalah:
a.                   Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi
b.                  Mudah pelaksanaannya
c.                   Tidak bergantung kepada self-report
d.                  Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala
e.                  Data yang dikumpulkan dari teknik observasi ini cenderung mempunyai keandalan yang tinggi karena langsung dari sumbernya
f.                    Melalui observasi, pengamat dapat mengidentifikasikan dan menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan penelitian yang berlangsung
g.                   Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks yang akan diteliti
h.                 Memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati permasalahan secara induktif
i.                     Mendapatkan informasi yang tidak disadari oleh subjek peneltiian
j.                    Mendapatkan data-data yang tidak terungkap melalui wawancara.

Kelemahan Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah kelemahan, di antaranya adalah:
a.                   Memerlukan waktu persiapan yang lama
b.                  Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya
c.        Obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan mengaburkan tujuan pembelajaran.
d.                  Terbatasi oleh lamanya kelangsungan kejadian yang bersangkutan.
Menurut Djumhur dan Moh. Surya observasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
·           Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia
·     Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi
·          Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol
·          Subjektifitas observer sukar dihindarkan.
Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu :
·         Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya.
·          Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi

0 komentar:

Posting Komentar